A.
Tahap – tahap penyusunan Anggaran pada perusahaan
manufaktur
i.
Tahap 1.
Penentuan pedoman anggaran.
Angaran yang akan dibuat pada
tahun akan dating sebaiknya disiapkan beberapa bulan sebelum tahun
anggaran berikutnya dimulai. Dengan demikian anggaran yang dibuat dapat
digunakan pada awal tahun anggaran. Tahun anggaran biasanya dimulai tanggal 1
januari sampai 31 Desember tahun yang sama.
Sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu manajemen puncak (direktur
atau komisaris) melakukan dua hal,yaitu:
a. Menetapkan
rencana besar perusahaan seperti tujuan kebijakan asumsi sebagai dasar
penyusunan anggaran.
b. Membentuk
panitia penyusunan anggaran yang terdiri dari direktur sebagai ketua, manajer
keuangan sebagai sekretaris, dan manajer lainnya sebagai angggota.
ii.
Tahap 2.
Persiapan anggaran
Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran penjualan (sales budget)
terlebih dahulu menyusun ramalan penjualan (sales forecast). Setelah menyusun
ramalan penjualan, manajer pemasaran bekerja sama dengan manajer umum dan manajer keuangan
untuk menyusun :
·
Anggaran penjualan
·
Anggaran beban penjualan
·
Anggaran piutang usaha
Setelah itu manajer produksi bekerja sama dengan manajer keuangan dan
manajer umum menyusun :
·
Anggaran produksi
·
Anggaran biaya pabrik
·
Anggaran persediaan
·
Anggaran utang usaha
Anggaran tersebut dibuat berdasarkan anggaran penjualan yang dibuat oleh
manajer pemasaran.
Manajer umum bekerja sama dengan manajer keuangan menyusun :
·
Anggaran beban administrasi dan umum
Setelah itu manajer keuangan bekerja sama dengan manajer lainnya menyusun:
·
Anggaran laba rugi
·
Anggaran neraca
·
Anggarann kas
·
Anggaran lainnya
Dalam tahap persiapan anggaran ini biasanya diadakan rapat antar-bagian
terkait saja.
iii.
Tahap 3.
Penentuan Anggaran
Pada tahap penentuan anggaran semua manajer beserta direksi mengadakan
rapat kegiatan :
·
Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap
komponen anggaran
·
Koordinator dan penelaahan komponen anggaran
·
Pengesahan dan pendistribusian anggaran.
iv.
Tahap 4.
Pelaksanaan anggaran
Untuk kepentingan pengawasaan setiap manajer membuat laporan realisasi
anggaran.Setelah dianalisis kemudian laporan realisis anggaran disampaikan pada
direksi.
B.
Jenis-Jenis
Anggaran Keuangan Perusahaan Manufaktur
1. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan anggaran
yang sangat penting dalam penentuan proyeksi penjualan dan penghasilan yang
realistis dan pendukung utama dalam menyusun rencana anggaran komprehensip
perusahaan. Sebab jika anggaran penjualan bersifat tidak realistis seperti
"over convidance" atau terlalu percaya diri
maka sebagian besar bagian dari rencana laba keseluruhan juga akan ikut tidak
realistis.
Adapun defenisi dari anggaran penjualan itu
sendiri adalah "Anggaran yang menerangkan secara terperinci tentang
penjualan perusahaan dimasa datang dimana didalamnya ada rencana tentang jenis
barang, jumlah, harga, waktu serta tempat penjualan barang.
Anggaran penjualan perlu dikembangkan
dengan teliti agar anggaran-anggaran operasi dan anggaran finansial
saling isi mengisi dan saling memantau dalam menyusun rencana anggaran
komprehensip. Agar anggaran penjualan lebih teliti dan meyakinkan maka
diperlukan "Tim Peramal Penjualan" yang terdiri dari beberapa ahli
dari bidang distribusi dan didukung oleh ahli-ahli bidang keuangan, produksi dan
dari bidang lainnya. Peramalan penjualan akan menilai target penjualan yang
akan dicapai sebagai dasar penjualan.
Sebaliknya, rencana anggaran penjualan
dapat dipergunakan untuk menyusun pembuatan bagian-bagian dari
anggaran-anggaran lainnya.
Tujuan utama dari anggaran penjualan
adalah:
1. Mengurangi ketidakpastian dimasa
depan
2. Memasukkan pertimbangan /keputusan
manajemen dalam proses perencanaan
3. Memberikan informasi dalam profit
planing control
4. Untuk mempermudah pengendalian
penjualan
2. Anggaran Produksi
Anggaran produksi adalah perencanaan dan
pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan
peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang pada suatu
priode tertentu dimasa depan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau diramalkan.
Dan adapun tujuan dari perencanaan
produksi adalah sebagai berikut :
a. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya
berapa hasil yang diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan
persentase tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang diinginkan.
b. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan
ini tetap mempunyai market share tertentu.
c. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja
pada tingkat efisien tertentu.
d. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan
dan kesempatan kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang.
3. Budget Biaya Bahan Baku
Adalah budget yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang biaya bahan mentah untuk produksi selama periode yang akan
datang, meliputi rencan kualitas, kuantitas, harga, waktu, bahan mentah
dikaitkan dengan jenis barang jadi yang membutuhkan bahan mentah tersebut.
Budget biaya bahan mentah berguna sebagai dasar penyusunan budget harga pokok
produksi, budget harga pokok penjualan yang tercantum dalam master income
statement budget bersama dengan budget upah tenaga kerja langsung dan budget
biaya pabrik tidak langsung.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
dalam penyusunan budget biaya bahan mentah antara lain:
a. Budget unit kebutuhan bahan mentah
b. Budget pembelian bahan mentah
c. Metode Akuntansi (pembukuan bahan mentah) yang dipakai
oleh perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan masalah penilaian bahan
mentah yang diolah dalam proses produksi.
4. Budget Pembelian Bahan Baku
Adalah budget yang merencanakan secara
lebih terperinci tentang pembelianpembelianbahan mentah selama periode yang
akan datang, yang berguna secarakhusus sebagai dasar untuk penyusunan budget
biaya bahan mentah, penyusunanbudget utang dan budget kas.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
penyusunan budget pembelianbahan mentah ialah :
a. Budget unit kebutuhan bahan mentah, khususnya rencana
tentang jenis(kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang dibutuhkan
dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang.
b. Biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan pada
setiap melakukanpembelian bahan mentah (set
up cost).
c. Biaya yang dianggap oleh perusahaan sehubungan
penyimpanan barang digudang.
d. Fluktuasi harga bahan mentah dari waktu-waktu yang akan
datang.
e. Tersedianya bahan mentah di pasar.
f. Modal ketja yang tersedia.
g.
Kebijaksanaan
perusahaan di bidang persediaan bahan mentah (inventory policy).
5. Anggaran
Tenaga Kerja
Secara struktural, anggaran tenaga kerja
harus sesuai dengan struktur rencana tahunan, oleh karena itu anggaran ini
harus menunjukkan biaya dan jam kerja langsung menurut tanggung jawab, menurut
waktu, dan menurut produk.
Apabila waktu kerja standar dan tarif
upah rata-rata dikembangkan dengan cara yang sehat yang mungkin dapat
diterapkan sehingga penyusunan budget tenaga kerja dapat dengan mudah
dilaksanakan.
Biaya kerja langsung sehari-hari
terlepas dari pengawasan langsung. Banyak perusahaan mengembangkan
standar-standar kerja yang realistis untuk banyak aktivitas. Standar ini
dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari.
Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:
1. Jam
yang dikerjakan sebenarnya
2. Jam
standar untuk produksi sebenarnya
3.
Selisih waktu
6. Anggaran Overhead
Anggaran biaya yang mempunyai kerurnitan
tersendiri adalah anggaran biayaoverhead, yaitu anggaran biaya yang biaya
selain dari biaya bahanbaku dan tenaga kerja, yang ada pada proses produksi di
perusahaan.
Kerumitan tersebut disebabkan karena
banyak jenisnya, terutama dalam masalah pembebanan yang dilakukan oleh
perusahaan dan dalam pengendalianbiayanya. Disamping itu kerumitan lain adalah
bahwa biaya overhead tersebut tidakdapat ditelurusi dengan gampang dari
produknya secara fisik.
Karena kerumitan inilah, maka pihak
manajemen harus dengan bijaksana danhati-hati membuat keputusan yang menyangkut
masalah biaya overhead ini, agartidak terjadi suatu anggaran yang menyimpang
terlalu besar.
7. Anggaran Persedian
Pada dasarnya jenis pesedian kalau
dilihat dari sifat operasi perusahaan akan
dapat
dibedakan atas:
a. Persediaan pada perusahaan dagang
b. Persediaan pada perusahaan industri
Persediaan yang terdapat pada perusahaan industri terdiri dari:
a. Persediaan bahan mentah (raw
materials)
b. Persediaan komponen-komponen rakitan (componentas)
c. Persediaan barang dalam proses (work
in process)
d. Persediaan bahan mentah (raw
materials)
e. Persediaan komponen-komponen rakitan (componentas)
f. Persediaan barang dalam proses (work
in process)
g. Persediaan barang jadi (finished
goods)
8. Anggaran Barang Modal
Budget modal sendiri (capital stock and retained earning budget)
yang merencanakan secara lebih terperinci tentang perubahan-perubahan modal
saham dan laba ditahan perusahaan selama periode yang akan datang.
Pengeluaran
untuk pembelian barang modal sering juga disebut budgetbarang modal. Pembuatan
budget barang modal merupakan proses perencanaan dan pengendalian pengeluaran
strategis (jangka panjang) dan taktis
(jangka pendek) untuk pemuasan dan
penciutan investasi atau aset tetap.
Pengeluaran
untuk pembelian barang modal adalah penggantian dana(misalnya uang kontan) untuk memperoleh aset tetap yang akan:
a.
Membantu memperoleh pendapatan dimasa datang
b.
Mengurangi biaya dimasa mendatang
9.
Anggaran Kas
Anggaran
kas adalah Anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang kas
beserta perubahan-perubahannya dari waktu-kewaktu selama periode yang datang,
baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa
pengeluaran kas. Penyusunan anggaran kas bagi suatu perusahaan sangatlah
penting artinya bagi penjagaan likuiditasnya. Dengan menyusun anggaran kas akan
dapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas
karena operasi perusahaan. Dengan mengetahui adanya defisit kas jauh
sebelumnya, maka dapatlah direncanakan sebelumnya penentuan sumber dana yang
akan digunakan untuk menutupi defisit tersebut.
Dengan kata lain tujuan utama budget kas
adalah untuk :
a. Memberikan taksiran posisi kas akhir setiap periode
sebagai akibat dari operasional perusahaan.
b. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya,
sekaligus untuk menentukan kebutuhan pembiayaan atas kelebihan kas mengangsur
untuk investasi.
c. Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan
penjualan, biaya, dan utang.
d. Dapat pakai sebagai alat pemantau posisi kas secara
terus-menerus.